Selasa, 07 Februari 2012

Gadis Kecil Yang Menginginkan Sebuah Bintang

Diterjemahkan oleh Atiek Kusmiadi dari cerita asli The Girl Who Wish for a Star karangan Sarah Goldish

Pada suatu waktu hiduplah seorang gadis kecil yang sangat senang memandangi bintang. Setiap malam ia duduk di tempat tidurnya dan memandang ke luar jendela ke arah ribuan bintang yang bersinar menyelimuti langit.

Suatu malam gadis kecil ini mengungkapkan harapannya. Inilah yang ia katakan, "Oh, bintang-bintang itu berkelap-kelip dan bersinar-sinar. Andai saja salah satu bintang itu bisa menjadi milikku!"

Tidak berapa lama setelah gadis kecil ini mengucapkan keinginannya, seekor burung kecil berwarna abu-abu mendarat di jendela.

"Halo," kata burung itu. "Mengapa engkau bersedih?"

"Oh, Burung," jawab gadis itu. "Betapa beruntungnya dirimu. Kau bisa terbang sampai ke bintang-bintang. Aku ingin sekali mengambil sebuah bintang untuk diriku sendiri. Tapi aku tidak bisa terbang."

"Engkau mungkin memang tidak bisa terbang," kata Si Burung. "Tapi kau masih bisa mendapatkan keinginanmu itu."

"Begitukah?" tanya gadis itu. "Tapi bagaimana caranya?"

"Ikuti saja aku," kata Si Burung. "Aku akan membimbingmu ke suatu tempat. Kau harus berjalan dan mengikuti kemana aku terbang."

Gadis kecil cepat-cepat berganti pakaian dan pergi ke luar rumah. Burung abu-abu mulai terbang diikuti oleh Si Gadis Kecil. Tidak lama kemudian mereka sampai ke sebuah jalan yang panjang.

"Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai di sini," kata Si Burung. Ia kemudian terbang meninggalkan Si Gadis Kecil sendirian. Untuk beberapa lama suasana sangat sunyi. Kemudian Si Gadis Kecil melihat kuda yang berwarna bu-abu keperakan berdiri di dekatnya.

"Selamat malam," kata kuda itu. "Bagaimana kabarmu di malam yang cerah berbintang ini?"

"Oh, kuda," kata gadis kecil itu. "Aku sedang mencoba untuk mendapatkan sebuah bintang dari langit. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya."

"Mungkin aku bisa menolongmu," kata Si Kuda. "Kemarilah, naik ke punggungku dan aku akan membawamu menuju bintang-bintang itu."

Penuh rasa kegirangan Si Gadis Kecil naik ke punggung kuda. Kemudian Si Kuda berlari dan berlari sampai akhirnya tiba di sebuah samudera.

Nun jauh di langit Si Gadis Kecil melihat bintang-bintang gemerlapan. Ukurannya lebih besar daripada yang biasa ia lihat dari kamar tidurnya.

"Hanya sampai di sini aku bisa mengantarmu," kata Si Kuda. "Dari sini engkau harus mencari jalan sendiri."

Gadis kecil turun dari punggung kuda. Kemudian Si Kuda pergi meninggalkan Gadis Kecil sendirian.

Ketika sedang memandangi air di samudera yang luas membentang itu, Si Gadis Kecil melihat seekor ikan lumba-lumba yang kulitnya berkilauan tertimpa cahaya bintang.

"Halo, Gadis Kecil," sapa lumba-lumba itu. "Engkau tampak sangat sedih. Ada yang bisa aku bantu?"

"Oh, Lumba-lumba," jawab Gadis Kecil. "Aku sangat ingin memiliki sebuah bintang. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya."

"Rasanya aku bisa membantumu," kata Si Lumba-lumba. "Naiklah ke punggungku dan kita akan berangkat."

Gadis Kecil duduk di atas punggung lumba-lumba yang berenang menyeberangi samudera. Tak berapa lama kemudian Si Gadis Kecil melihat sebuah pelangi bersinar di atas air. Akhirnya mereka tiba di suatu tempat dimana salah satu dari ujung pelangi tersebut menyentuh air dan tenggelam di dalamnya.

"Hanya sampai sini aku bisa mengantarkanmu," kata Si Lumba-lumba. "Sekarang kau harus memanjat pelangi itu. Bila berhasil mencapai puncaknya, Engkau akan bisa memetik sebuah bintang di langit. Bila sudah tiba di sana ambillah sebuah bintang dan pegang erat-erat."

Secara perlahan Si Gadis Kecil memanjat pelangi. Langit tampak lebih cerah dan semakin cerah ketika ia mencapai tempat yang lebih tinggi. Dan bintang-bintang pun menjadi semakin dekat.

Akhirnya Si Gadis Kecil berhasil mencapai puncak pelangi. Banyak sekali bintang yang bersinar berkilauan, tepat di depan matanya. Setiap bintang bersinar bagaikan perhiasan mahal. Si Gadis Kecil merasa sangat senang.

Si Gadis Kecil kemudian mengulurkan tangannya untuk memetik sebuah bintang. Tepat ketika tangannya menyentuh sebuah bintang, pelangi yang ia pijak mulai meleleh. Si Gadis Kecil jatuh dan terus jatuh melewati langit dan malam yang gelap.

Ia jatuh secara sangat cepat sehingga bahkan tidak punya waktu untuk merasa takut.

Sejenak kemudian Si Gadis Kecil tidak bisa melihat apapun kecuali hanya kegelapan. Kemudian ia mulai melihat secercah sinar matahari pagi. Ia melihat sekeliling dan merasa takjub mendapati dirinya berada di tempat tidurnya sendiri.

"Sialan," katanya. "Ternyata perjalananku yang luar biasa ke bintang-bintang itu hanyalah mimpi! Keinginanku sama sekali belum terwujud."

Kemudian Si Gadis Kecil melihat tangannya yang tergenggam rapat. Perlahan ia membuka tangannya dan melihat sejumput debu perak yang bersinar-sinar-- debu bintang! (*)


Atiek Kusmiadi

Pangkalpinang, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar